Kira-kira,
apa sih, arti sebuah spasi? Hanya sekedar pelengkap dalam sebuah kalimat? Atau sebagai
perenggang diantara kata-kata dalam sebuah kalimat? Atau, spasi hanyalah sebuah
kata yang seringkali diucapkan oleh iklan berbayar di televisi?Lebih
dari itu semua, bagiku.. spasi adalah satu hal yang penting. Tanpa spasi dalam
sebuah kalimat, kita hanya akan membaca deretan kata-kata itu seperti kata
sandi. Hellooow, kita kan lagi ngga belajar pramuka. Tanpa spasi, tulisan yang
kita tulis dan diperuntukkan untuk orang tak lebih dari seperti sms satu
rupiahnya salah satu provider kebanggan suaminya Zaenab dalam Si Doel anak
sekolaan. Begitu pentingnya arti spasi dalam
sebuah kalimat, tak jarang kita mengaitkannya dengan definisi dalam kehidupan
sebenarnya. Klise, memang. Tapi, aku akui.. ini benar adanya. Kita kasih saja
perumpamaan spasi sebagai jarak. Ya, jarak. Apa? Jarak? Iya. Jarak. Sebenernya sedikit meringis
sih ya, kalo inget-inget jarak. Ah ya, akhir-akhir ini aku kembali
berkomunikasi dengan salah satu kerabat yang udah lamaaaaaaa banget ngga denger
kabarnya. Bagiku, bisa kembali berkomunikasi dengannya adalah satu hal yang
syukuri. Ngga kurang –dan ngga lebih. Spasi yang diketikkan olehNya selama ini (awalnya)
membuat kami berdua agak sedikit kikuk untuk memulai semuanya dari awal. Dari nol,
kayak isi bensin ya. Iya. Dari intensitas komunikasi inilah
aku menyadari bahwa spasi yang selama ini dirajut Sang Pencipta membuat aku dan
dia sama-sama saling memperkaya diri dengan pemahaman introspeksi. Merendahkan hati
pada hal-hal yang bukan hak kita untuk tau, dan berusaha berbuat kebaikan yang
kita bisa, dan lain-lain. Spasi yang selama ini membuat kita memiliki satu
ruang yang belum terbuka sampai akhirnya bisa ngobrol, bercanda, sampe ngelawak
(tapi ngga lucuk) bersama juga membuat aku mengerti bahwa spasi itu penting. Teman, butuh banyak waktu agar aku
dan dia bisa kembali bisa berkomunikasi tanpa harus mengetik ‘saya’ untuk
menggantikan kata ganti aku dan tidak melulu mengingatkan sudah makan atau
belum. Kadang orang lain yang melihat hanya dapat men-judgenya dari luar saja. Aku
ngga peduli. Yang mengalami, aku. Yang ngobrol, aku. Dan aku yang mengenalnya,
jauh dari orang lain yang banyak bicara itu mengenalnya. Aku sadar, takabur adalah suatu
tindakan yang dilarang. Ya, aku tak mau berlari terlau jauh atau berjalan ngesot
–terlalu lambat. Aku hanya ingin, semua yang aku –kita, mulai dari awal dan dari
nol.. berjalan sebagaimana mestinya. Berjalan sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditakdirkan Allah swt. Karena aku selalu menganggap yang Allah swt
takdirkan selalu baik, bukan hanya untukku, tapi orang-orang di sekelilingku
dan masa depanku. Yang membedakannya hanya dua : ada doa yang langsung
dikabulkan, dan ada doa yang Allah swt simpan sampai mengabulkannya di waktu
yang tepat saat kita memang dirasa sudah pantas untuk menerimanya. Sampai sekarang,
aku bingung.. apa yang aku harus keluhkan? Karena, jika ada seseorang yang jauh
disana namun tiba-tiba berkomunikasi dengan kita.. aku percaya bahwa itulah
salah satu kuasa Allah swt untuk menghibur hati hambaNya. Subhannallah. Allah swt yang Maha segalanya. Maha membolak-balikkan
hati hambaNya, Maha menjauhkan, Maha mendekatkan dan Maha Tahu isi hati
hambaNya.
--Ingat ya teman, spasi itu penting. Bayangkan saja jika aku tidak mengalami spasi untuk waktu yang cukup lama. Mungkin aku tidak menjadi lebih baik atau tidak pantas untuk bisa berkomunikasi dengan siapapun yg aku sebut dia J
--Ingat ya teman, spasi itu penting. Bayangkan saja jika aku tidak mengalami spasi untuk waktu yang cukup lama. Mungkin aku tidak menjadi lebih baik atau tidak pantas untuk bisa berkomunikasi dengan siapapun yg aku sebut dia J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar